Sabtu, 04 Mei 2013

Dan kini viola masih penasaran dengan sosok pria tampan itu.
"Haii vio...",sapa renita yang mengagetkan viola yang sedang fokus membaca novel yang dia pinjam kemarin di kantin.
"hai ta..",ujar viola dengan senyum manisnya.
"kamu ga makan vi?kan kamu ada mata kuliah kan ntar. nanti ga focus loh. makan gih,aku pesenin ya",tanya renita dengan lembut.

Renita memang sahabat terbaikku dari SMP,dan hingga sekarang kami selalu bersama-sama. dia sudah aku anggap sebagai saudara sendiri. dia selalu memberikan perhatian lebih seakan-akan aku ini adiknya. dia juga sering menemani kesendirianku saat ibu ku yang selalu sibuk bekerja. dia juga sudah mempunyai pacar. tapi perhatiannya sampai saat ini kepadaku tidak pernah berkurang. dia selalu terobsesi untuk mecarikan aku pasangan, tapi aku selalu menolaknya. dan dia selalu mengerti aku.
Hingga saat ini aku memang masih takut dengan sosok pria yang hanya bisa menyakiti wanita seperti ayahku. aku tidak ingin aku nantinya akan menjadi sosok ibu yang sama seperti mama ku yang sekarang banting tulang sendirian. aku tidak mau..dan tidak akan pernah mau.

"vi,mau ga?aku pesanin ya?",ucap renita membuyarkan lamunanku.
"engga usah ta,aku udah sarapan roti kok tadi dirumah",jawabku.
"bener?",tanyanya memastikan.
"iyaa renita sayangg",ucapku dengan senyum yang menyakinkan renita.
Beberapa detik kemudian,dalam situasi yang sedang hening,muncul sosok laki-laki berparas tampan,dengan tinggi yang semampai,berkulit putih kecoklatan,hidungnya yang mancung,beralis tebal,dan dagunya yang sedikit terbelah memberikan aura ketampanannya meningkat.
"Hai,gue boleh gabung ga duduk disini?",tanyanya.
"ehh kak Kevin,sini kak duduk",jawab renita yang sepertinya sudah mengenal pria itu.
Aku yang masih terkejut melihat dia,dan baru menyadari kalau dia adalah pria yang kemarin di perpustakaan. tapi aku berbuyarkan lamunan dan langsung berusaha tak acuh dengan kedatangan dia.
"Hai vio,gimana novelnya bagus?",tanya kevin dengan menatap vio yang sedari tadi tak acuh dengan kedatangannya.
"Kok lo tau nama gue sih?",jawab vio dengan nada dingin.
"Gue yang kemareng lo cuekin di perpus",jawab kevin.
"Oh jadi kalian udah saling ketemu. katanya lo gamau nemuin dia vi kemaren?",tanya renita.
"ohh jadi dia cowo yang lo maksud kemaren yang mau ketemu gue? please deh ta jangan mulai comblang-comlangin gue lagi. gue lagi ga butuh sosok pria di samping gue ta. elo yang selalu disamping gue aja itu udah lebih dari cukup. apa lo udah mulai keberatan nemenin gue?",cerocos vio dengan nada yang kini mulai kesal.
"vi lo ngomong apaan sih?kalo gue keberatan,gue dari kemaren selalu sama rio mulu kali. dia sampe cemburu sama lo karna gue yang selalu punya waktu buat lo dan dia selalu gue abaiin. padahal dia cowo gue vi,tapi gue lebih mentingin lo kan. please deh jangan mikir yang aneh-aneh dulu. gue juga ga bermaksud mau nyomblangin lo kok vi",jawab renita menjelaskan.
"terus?",lanjut vio.
"Kok kalian jadi ribut gini sih?gue jadi gaenak deh. Gini loh vi,biar gue perkenalin diri dulu ya. Gue Kevin Prasetya,gue senior lo. gue udah semester 3 di FIB. gue mulai tertarik buat kenal sama lo waktu lo ikut seminar buat masuk universitas ini. nah kebetulan,rio itu temen gue,makanya gue nanya sama dia. gue juga yang maksa renita buat kenalin lo ke gue. jadi lo ga perlu salahin dia. dia sahabat yang selalu setia sama lo. lo ga perlu takut.",jawab kevin dengan tegas. "gue juga minta maaf kalo lo ga suka dengan kehadiran gue,gue cabut duluan ya",lanjut kevin dengan nada kecewa dan meninggalkan kantin.
"puas?kok lo jadi berubah gini sih vi?harus berapa kali gue bilang. semua cowo itu beda vi. jangan selalu menilai mereka seperti bokap lo!kevin itu baik. rio selalu cerita sama gue tentang dia. dia tertarik pengen kenal sama lo aja susah banget kaya gini. jangan mentingin ego lo vi. mau sampe kapan lo sendiri kaya gini?terkubur sama masa lalu yang lo alamin. vi..nyokap lo aja minta sama gue buat nyariin lo pasangan yang baik buat nemenin lo. nyokap lo gamau terus-terusan ngeliat lo kaya gini vi. dia yang lebih sakit di tinggal bokap lo. tapi dia udah ga perduliin itu semua. sedangkan elo?lo masih beranggapan kalo semua cowo sama kaya bokap lo?mau sampe kapan vi?lo pikirin baik-baik perkataan gue",jawab renita yang langsung meninggalkan viola.
Viola tertegun dan meneteskan air mata,dia tau mungkin dia udah begitu jahat sama kevin. sikapnya mungkin keterlaluan. dia pun menghapus air mata nya dan beranjak untuk masuk karena dia ada mata kuliah.


Tidak ada komentar: