Seusai mata kuliah berakhir. Aku segera bergegas untuk pulang. Ada
tugas kuliah yang harus aku selesaikan…
Sesampai dirumah aku memutuskan untuk menghubungi Renita dan
meminta bantuannya untuk memberikan ide yang pas untuk menyelesaikan tugas
cerita yang diberikan dosenku.
“Hallo…selamat sore bisa berbicara dengan Renita?”,ucapku membuka
percakapan di telfon.
“Iya saya sendiri.”jawab renita
“Hai ta,ini gue vio,anterin gue ke perpustakaan yuk”,ajakku dengan
antusias.
“Ngapain?”,jawab renita.
“Gue pengen minta ide lo buat nyelesaiin tugas gue”,jawabku.
“Sorry vi,gue gabisa. Gue lagi males keluar rumah”,jawab renia tak
acuh.
“Yahh…yauda deh. Bye ta”,jawabku dengan nada kecewa.
“Byee..”,ucap renita menutup telfonnya.
‘Renita pasti masih kesel sama gue karna kejadian tadi siang’,pikir
vio dalam hati.
Aku pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sendiri. Sesampai
disana,aku mencari meja yang strategis untuk aku duduki.
Sementara itu aku mulai bergegas menyelesaikan tugasku dengan
beberapa buku yang sudah dipilih untuk rekomendasi tugasku tersebut. Lalu
muncullah sosok pria yang kini sudah duduk tepat di depan viola.
“Hai vio…kok lo sendirian aja?”,tanya kevin.
Vio pun hanya melirik dan tetap tak acuh dengan sosok yang kini
tengah memperhatikannya dengan serius.
“kok diem aja vi?lagi ngerjain apa sih?”,lanjut kevin.
“Bisa ga sih lo tinggalin gue sendiri. Gausah ganggu gue. Apa lo
belum puas gara-gara kejadian tadi siang renita jadi marah sama gue”,tatap
viola dengan raut wajah kesal dan nada ketus.
“Gara-gara lo juga renita jadi ogah nemenin gue hari ini. Apa belom
puas buat lo?mau lo apa sih?ha?”,lanjut viola dengan tegas.
“Vi..vi…lo itu cewe mungil yang susah banget diraih ya. Padahal gue
cuma pengen akrab sama lo tapi kayaknya susah banget sih. Soal renita,gue minta
maaf,gue bakal tanggung jawab kok. Nanti gue bujuk dia supaya dia ga marah lagi
sama lo deh”,rayu kevin dengan nada menggoda yang kini membuat viola mulai
terpikat.
‘yaa Tuhan,kenapa setiap cowo ini menatap aku,pasti aku selalu
merasa jantungku benar-benar bedegup dengan cepat’,ujar vio dalam hati.
“Hffttt…..emang penting buat kenal sama gue?lo ga bosen gue
jutekkin mulu apa?apa mungkin gue harus lebih jutek lagi supaya lo jauh-jauh
dari gue?,”jawab viola.
“Mending sekarang lo kerjain tugas lo dulu deh my petite
girl,”jawab kevin dengan senyum yang benar-benar membuat wajah viola memerah.
“Gue bukan cewe mungil lo. Jadi jangan panggil gue itu”,timpa viola
yg kini mulai menyelesaikan tugasnya.
Kevin pun hanya bisa tertawa dan terus memperhatikan viola.
Tugas viola pun usai,dia bersiap-siap untuk pulang. Kevin pun masih
memperhatikan vio. Tetapi vio tak acuh dengan kevin. Saat vio beranjak pergi
meninggalkan kevin,kevin menarik tangan vio dan vio tampak terkejut dengan
perlakuan kevin.
“Lepas!mau apa lagi sih lo?”,bantah vio.
“Jadi gini doang nih respon lo setelah gue udah temenin lo
berjam-jam sampe malem gini. Lo malah pergi ninggalin gue. Ternyata lo bukan
Cuma jutek,tapi juga tega ya sama orang”,ledek kevin.
“Please vin. Go away from me! Gue juga ga minta nemenin lo tadi. Lo
yang duduk sendiri di depan gue kan. So,bukan dasar kemauan gue dong”,jawab vio
dingin.
“Gini aja deh mending lo gue anterin balik ya. Gimana?itung-itung
lo balas kebaikan gue udh mau nemenin lo”,jwb kevin.
“Gue kan udah bilang lo nemenin gue kan karena kemauan lo. Bukan
kemauan gue kan?”,timpa vio.
“Ayo dong vi,kali ini aja ijinin gue buat kenal lo lebih deket.
Please my petite girl..”,rayu kevin.
“Shut up!jangan panggil gue petite girl lo! Okeh. Tapi kali ini aja
ya”,jawab vio tak berdaya.
“Okeh my petite girl”,ledek kevin.
Vio pun tak acuh dengan omongan kevin. Dia masih menstabilkan detak
jantungnya yang kini sedang berlari-larian dengan cepat.
Di dalam mobil,vio hanya mengalihkan pandangan ke luar jendela.
Sementara kevin memutar CD kesukaannya yang berisi lagu-lagu jazz.
Vio pun sempat tersentak kenapa kevin nyetel lagu-lagu kesukaannya.
“Lo suka Jazz?”,tanya vio dengan nada dingin.
“Akhirnya lo berani ngomong duluan juga. Suka banget malah.
Lagu-lagu jazz itu selalu nenangin gue dalam keadaan apapun”,jawab kevin sambil
tetap focus menyetir.
“Lo juga suka?”,lanjut kevin.
“Suka”,jawab vio singkat.
“Jodoh berarti”,timpa kevin.
“APA?”,tanya vio memastikan omongan kevin yang tidak jelas tadi.
“Ha?emang gue ngomong apa?lupain aja”,jawab kevin.
“Oh..”,jawab vio dengan intonasi yang kurang puas dengan ucapan
kevin tadi.
Sesampainya dirumah,vio hanya mengucapkan terima kasih dengan
kevin. Dan kevin pun langsung pamit pulang.
Setelah kevin pergi,vio pun masuk ke rumah dan mamanya masih belum
pulang. Vio tetap tak acuh dengan keadaan rumah yang sepi. Karena dia sudah
terbiasa. Dia pun memasuki kamar,mulai melakukan kegiatan yang menjadi favorite
dia. Mematikan lampu,dan mulai hanyut dengan alunan lagu jazz dan vio pun
tertidur dengan wajah menampakkan simpul senyum yang manis.