Mungkin aku
terlalu bodoh karena terlalu mencintai seseorang yang jelas-jelas tidak pernah
menganggap aku ada. Mungkin aku hanyalah klise yang selalu menemani dia tanpa
dia sadari. Mungkin juga aku hanya terlihat seperti debu yang hanya ada di
setiap sudutnya saja. Apakah semua ini pantas untuk aku pertaruhkan?
Entahlah…
Kini aku mulai
enggan,mulai enggan menanyakan kepada dia apakah dia bahagia bersamaku. Atau
aku hanya segelintir seseorang yang hanya di anggapnya begitu saja. Mungkin
memang terlalu berlebihan. Tapi aku yakin,ini lah faktanya yang terjadi.
Entah berapa
lama aku bisa bertahan dan terus-terusan mencintai tanpa dicintai.
Terus-terusan mengerti dia tapi aku tidak pernah dimengerti. Atau bahkan
terus-terusan berada di sampingnya yang jelas-jelas tidak di anggap olehnya.
Apakah ini
yang namanya cinta? Apakah selalu pahit? Haruskah manis itu hanya sedikit? Atau
mungkin aku yang terlalu rapuh yang tidak bisa menerima kenyataan kalau dia
memang tidak pernah ada untukku?
Kurasa
tangisan air mata ini tidak pernah dia ketahui. Tidak pernah juga dia tau kalau
aku benar-benar mencintainya. Kalau aku mempunyai satu permintaan yang akan
dikabulkan,aku hanya ingin dia bahagia,meskipun bukan bersamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar